Minggu, 12 November 2017

8 dasar keterampilan mengajar

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilanyang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991).

5yDengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Dalam mengajar ada dua kemampuan pokokyang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa.

Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar.

Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

B. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar MengajarKeterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang tenaga pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan.

Keterampilan dasar mengajar tersebut adalah sebagai berikut:1. Keterampilan Menjelaskana.

Pengertian keterampilan menjelaskanKeterampilan menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yangdiorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik

b. Prinsip-prinsip menjelaskan

# Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik

# Penjelasan harus diselingi tanya jawab
# Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
# Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
# Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik# Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupanc. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
# Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
# Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
# Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
# Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
# Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan

2. Keterampilan Bertanyaa. Pengertian keterampilan bertanyaBertanya merupakan suatu unsur yang selaluada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik.b. Tujuan keterampilan bertanya :

# Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
# Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
# Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
# Melatih peserta didik berfikir divergen
# Mencapai tujuan belajar

c. Jenis-jenis pertanyaan

# Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik# Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
# Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban# Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
# Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
# Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendirid. Prinsip-prinsip bertanya# Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta didik
# Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana# Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik# Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random# Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik# Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading questione. Teknik-teknik dalam bertanya
# Tekhnik menunggu# Tekhnik menguatkan kembali
# Tekhnik menuntun dan menggali
# Tekhnik mekacak

3. Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulusa. Pengertian keterampilan menggunakan variasiKeterampilan menggunakan variasi stimulusmerupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.

b. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar

# menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
# mempertahankan kondisi optimal belajar
# meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
# memudahkan pencapaian tujuan pengajaranc. Jenis-jenis variasi dalam mengajar
# variasi dalam penggunaan media
# variasi dalam gaya mengajar
# variasi dalam penggunaan metode
# variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arahd. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
# gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat# perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
# penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik peserta didik

4. Keterampilan Memberi Penguatana. Pengertian keterampilan memberi penguatanMemberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitastingkah laku tersebut di saat yang lain.b. Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan :# Menimbulkan perhatian peserta didik# Membangkitkan motivasi belajar peserta didik# Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi# Merangsang peserta didik berfikir yang baik# Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajarc. Jenis-jenis penguatan# Penguatan Verbal# Penguatan Gestural# Penguatan dengan cara mendekatinya# Penguatan dengan cara sambutan# Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan# Penguatan berupa tanda atau bendad. Prinsip-prinsip penguatan# Dilakukan dengan hangat dan semangat# Memberikan kesan positif kepada peserta didik# Berdampak terhadap perilaku positif# Dapat bersifat pribadi atau kelompok# Hindari penggunaan respon negative

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajarana. Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaranKeterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akanditempuh.Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.

b. Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :# Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan dibicarakan# Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan# Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran# Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakanc. Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran# Dalam membuka pelajaran harus memberimakna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan# Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis#  Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik

6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangana. Pengertian mengajar kelompok kecil dan peroranganKeterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompokdengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 oranguntuk setiap kelompoknya.Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukantujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yangdigunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.b. Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan# Keterampilan dalam pendekatan pribadi# Keterampilan dalam mengorganisasi# Keterampilan dalam membimbing belajar# Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

7. Keterampilan Mengelola Kelasa. Pengertian keterampilan mengelola kelasKeterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.b. Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :# Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal# Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar# Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari# Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik# Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didikbelajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.

c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas# Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubahstrategi mengajarnya# Kehangatan dan keantusiasan# Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar# Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang# Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri# Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negatifd. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas# Keterampilan yang bersifat preventif gurudapat menggunakan kemampuannya dengan cara :# Memusatkan perhatian# Menunjukkan sikap tanggap# Menegur# Membagi perhatian# Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas# Memberi penguatan# Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara :· Pengelolaan kelompok· Modifikasi tingkah laku· Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalahe. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas :# Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan# Pengulangan penjelasan yang tidak perlu# Penyimpangan# Kesenyapan# Bertele-tele

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecila. PengertianDiskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran.b. Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :# Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan# Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan# Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis# Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusic. Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil :# Memperjelas permasalahan# Menyebarkan kesempatan berpartisipasi# Pemusatan perhatian# Menganalisa pandangan peserta didik# Meningkatkan urutan pikiran peserta didik# Menutup diskusid. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :# Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik# Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah# Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu# Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan# Membiarkan peserta didik tidak aktif# Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadakmembentuk tindak lanjut

//www.gurukita.com/2012/09/keterampilan-dasar-mehngajar.html

Senin, 27 Februari 2017

Perbedaan indikator dan Tujuan Pemebelajaran



Perbedaan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran
Tugas Pengmbenagan Kurikukulum
Oleh: Mahmud                                                                                                                                         PAI – A Semester VI

1.      Indikator pencapaian kompetensi?
Menurut Standar Proses pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007, indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ini berarti indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa indikator pencapaian kompetensi menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
2. Tujuan pembelajaran?
Menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu KD.
4. Perbedaan indikator pencapaian kompetensi dengan tujuan pembelajaran?
Dalam pembelajaran, setiap siswa akan diukur pencapaian kompetensinya. Bagi siswa yang pencapaian kompetensinya belum mencapai kriteria yang ditetapkan (kriteria itu populer dengan nama KKM atau Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal) maka ia akan mendapat pelayanan pembelajaran remidial untuk memperbaiki kemampuannya yang didahului dengan analisis kesulitan atau kelemahannya dan diakhiri dengan penilaian kemajuan belajarnya. Mengingat bahwa tolok ukur yang digunakan dalam pengukuran itu adalah kemampuan pada indikator pencapaian kompetensi maka dapat diartikan bahwa indikator pencapaian kompetensi merupakan target kemampuan yang harus dikuasai siswa secara individu atau dengan kata lain bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah target pencapaian kemampuan individu siswa.
Merujuk pada pengertiannya, maka tujuan pembelajaran adalah gambaran dari proses dan hasil belajar yang akan diraih selama  pembelajaran berlangsung. Ini berarti tujuan pembelajaran adalah target kemampuan yang akan dicapai oleh seluruh siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbedaan dari indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran adalah bahwa kemampuan yang dirumuskan pada indikator pencapaian kompetensi merupakan target pencapaian kemampuan individu siswa sedangkan kemampuan yang dirumuskan pada tujuan pembelajaran merupakan target pencapaian kemampuan siswa  secara kolektif.


NO
PERBEDAAN
INDIKATOR PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
1
PENGERTIAN
Menurut Standar Proses pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007, indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
2
HUBUNGAN DENGAN KD (KOMPETENSI DASAR)
Indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD).
Ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu kompetensi dasar (KD). 
3
FUNGSI DAN MANFAAT
Indikator berfungsi sebagai berikut:
1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
2.      Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
4.      Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:

1.      Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri
2.      Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
3.      Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran
4.      Memudahkan guru mengadakan penilaian.
4
HUBUNGAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
1.      Bersifat Generik
2.      Dasar pembuatan alat penilaian
3.      Menggambarkan hasil belajar
1.      Menggambarkan proses dan hasil belajar
2.      Dasar pembuatan tugas dalam KBM
3.      Bersifat kontekstual
5
TARGET KEMAMPUAN YANG AKAN DICAPAI
indikator merupakan target pencapaian kemampuan individu siswa
tujuan pembelajaran merupakan target pencapaian kemampuan siswa secara kolektif

CONTOH INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Indikator Pencapaian Kompetensi

Siswa dapat menyebutkan contoh berbagai gerak benda
Siswa dapat mendemonstrasikan cara mengge-rakkan benda misalnya di dorong dan di tarik.
Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru, demontrasi dan tanya jawab tentang berbagai gerak benda, siswa dapat menyebutkan contoh gerak benda serta dapat mendemonstrasikan cara menggerakkan benda
Indikator
Menyebutkan tugas-tugas Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
Menyebutkan lama masa jabatan presiden dan dapat dipilih kembali pada periode kedua melalui pilpres
Menyebutkan nama-nama Presiden yang pernah memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru dan tanya jawab, siswa dapat menyebutkan tugas-tugas presiden,lama masa jabatan presiden serta dapat menyebutkan nama-nama presiden yang pernah memimpin negara Republik Indonesia
Indikator
Menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama
Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran
Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru dan tanya jawab, siswa dapat menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama, menjumlahkan pecahan biasa dan pecahan campuran
Indikator :
Menyebutkan pengertian Gaya Magnet
Menuliskan bentuk-bentuk magnet
Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan non magnetis
Menyebutkan contoh benda-benda magnetis dan non magnetis
Tujuan Pembelajaran :
Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan Pengertian Gaya Magnet dan bentuk-bentuk magnet
Dengan percobaan siswa dapat mengelompokkan dan menyebutkan contoh benda magnetis dan non magnetis


Senin, 20 Februari 2017

Discovery learning


Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery(penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner  menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery. Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip.
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Blake et al. membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh Whewell. Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu: (1) mengklarifikasi; (2) menarik kesimpulan secara induksi; (3) pembuktian kebenaran (verifikasi).
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
  1. identifikasi kebutuhan siswa;
  2. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;
  3. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
  4. membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
  5. mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
  6. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
  7. memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
  8. membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
  9. memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
  10. merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
  11. membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat; (2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya; (3) secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut:
  1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
  2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
  3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
  4. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
  5. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery (penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai.
Metode discovery (penemuan) yang mungkin dilaksanakan pada siswa SMP adalah metode penemuan terbimbing. Hal ini dikarenakan siswa SMP masih memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab itu metode discovery (penemuan) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode discovery (penemuan) terbimbing (guided discovery).

Jumat, 13 Januari 2017

Bimbingan Konseling






                                                                                  BAB I
                                                                        PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan dua batasan di atas, maka pendidikan di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik, namun juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh.
Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling. Pemahaman mengenai apa dan bagaimana layanan bimbingan disekolah mutlak diperlukan oleh pengawas. Hal ini merupakan bagian dari kompetensi supervisi manajerial yang harus dilakukannya terhadap setiap sekolahyang berada dalam lingkup binaannya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingan dan konseling akan merupakan bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan (developmental task) dikatakan bahwa setiap periode tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan.
Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya di dalam masyarakat. Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yg dapat membantu para siswa dalam proses perkembangannya. Pemahaman terhadap masalah perkembangan dengan prinsip-prinsipnya akan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu aspek sosial- kultural, pedagogis, dan psikologis.
Latar belakang sosial-kultural berhubungan dengan masalah perkembangan sosial yang juga erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi.Perkembangan tersebut mempengaruhi sekolah sebagai lembaga pendidikan dan juga mempengaruhi siswa sebagai individu. Latar belakang pedagogis berhubungan dengan masalah hakikat pendidikan sebagai usaha mengembangkan kepribadian, dinamika dan perkembangan kepribadian, dan hakikat peranan guru sebagai pendidik. Hal itu berkaitan erat dengan perlunya layanan pribadi parasiswa dalam upaya mencapai perkembangan optimal. Latar belakang psikologis, berhubungan dengan hakikat siswa sebagai pribadi yang unik, dinamik dan berkembang, dalam upaya mencapai perwuju dan diri. Secara psikologis setiap siswa memerlukan adanya layanan yang bertitik tolak dari kondisi keunikan masing-masing. Ketiga hal di atas, menuntut adanya layanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu unsur dalam keseluruhan pendidikan di sekolah.
1.2         Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2.    Apa pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling?
3.    Apa saja Jenis-jenis Layanan Bikmbingan dan Konseling?

1.3         Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian Bimbingan dan Konseling.
2.    Untuk mengetahui pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling.
3.    Untuk mengetahui Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling.




                                                                      BAB II                                                                                                                                        PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata, yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemah dari guidence yang didalamnya mengandung beberapa makna. Sertzer dan Stone (1966: 3) mengemukakan bahwa guidence yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer, artinya : menunjukan, mengarahkan, mengatur, atau mengemudikan. (Victorial Neufeld, Ed., 1988n: 599).
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu  dalam hal memahami diri sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah usaha membantu konseli? klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah kasus.
Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis yang dilakukan oleh seoarang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar individu dapat memahami tentang dirinya, lingkungan serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya dan kesejahteraan masyarakat.

2.2         Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling
Para ahli mendefinisikan layanan bimbingan itu dengan cara yang bervariasi, namun selalu menunjukkan kepada hakikat, tujuan, dan prosedur yang serupa, yang secara ringkasnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)      Layanan bimbingan (guidance services) merupakan bantuan yang diberikan kepada individu.
2)      Layanan bimbingan bertujuan agar yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagian secara optimal.
3)      Dengan layanan bimbingan, kita dapat menjalani proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan, perwujudan, serta penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan solusi bagi peserta didik di sekolah. Agar peserta didik menjadi lebih baik dari segi perilakunya.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal, sesuai dengan potensinya. Oleh karena itu,pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas.

2.3         Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling yang saat ini diterapkan dalam pendidikan nasional.
·      Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling:
1)        Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.

Ø  Materi kegiatan layanan orientasi meliputi:
a.    Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah
b.    Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
c.    Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa.
d.   Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
e.    Peranan kegiatan bimbingan karir.
f.     Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa,

2)        Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti; informasi diri, sosial, belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
Ø  Materi layanan informasi meliputi:
a.    Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan dan perkembangan pribadi,
b.    Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk penyuluhan dan pengembangan.
c.    Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama, dan sopan santun.
d.   Nilai-nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat.
e.    Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti dan program tambahan.
f.     Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti UN, dll.
g.    Fasilitas penunjang/sumber belajar.

3)        Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.

4)        Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
Ø  Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi:
a.    Penempatan kelas siswa, program study/jurusan dan pilihan ekstrakurrikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat dan minat.
b.    Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik pengajaran maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi.
c.    Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar dan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.

5)        Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan  yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

6)        Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan konseling perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
Ø  Pelaksanaan usaha dan pengentasan siswa dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
a.    Pengenalan dan pemahaman permasalahan.
b.    Analisis yang tepat.
c.    Aplikasi dan pemecahan permasalahan.
d.    Evaluasi, baik evaluasi awal, proses ataupun evaluasi akhir.
e.    Tindak lanjut.
Melihat kepada teknik penyelenggaraan konseling perorangan terdapat bermacam-macam teknik konseling perorangan yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang dialami oleh siswa. Teknik konseling perorangan yang sederhana melalui proses/tahapan-tahapan sebagai berikut:
-       Tahap pembukaan
-       Tahap penjelasan (eksplorasi)
-       Tahap pengubahan tingkah laku
-       Tahap penilaian/tindak lanjut

Ø  Materi layanan konseling perorangan meliputi:
a.    Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat, minat dan penyalurannya.
b.    Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
c.    Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat, bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah maupun di masyarakat.
d.   Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin dan berlatih dan pengenalan belajar sesuai dengan kemampuan, kebiasaan dan potensi diri.

7)        Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan bimbingan kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.

8)        Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Layanan konseling kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.

9)        Layanan Konsultasi
Layanan Konsultasi merupakan layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

10)    Layanan Mediasi
Layanan mediasi merupakan layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan ataupun perselisihan dan memperbaiki hubungan antar peserta didik dengan konselor sebagai mediator.



BAB III 
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan siswa dapat mencapai perkembangan yang optimal, sesuai dengan potensinya sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Sejalan dengan visi tersebut, maka misi bimbingan dan konseling harus membantu memudahkan siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin, sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas. Kegiatan bimbingan dan konseling mencakup banyak aspek dan saling kait mengkait, sehingga tidak memungkinkan jika layanan bimbingan dan konseling hanyamenjadi tanggung jawab konselor saja.

3.2         Saran
Kita sebagai calon pendidik yang langsung bersinggungan ataupun berinteraksi dengan peserta didik, diharuskan untuk menguasai dan memahami ilmu tentang bimbingan dan konseling meskipun bukan bertindak sebagai guru BK. Dan untuk calon/guru BK harus sebisa mungkin menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Qamari. 2003. Pendidikan Sebagai Karakter Budaya Bangsa. Jakarta: Uhamka Press.
Salahuddin, Anas. 2009. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
http://inspirasikonselor.weebly.com/jenis-ndash-jenis-bimbingan-dan-konseling.html (diakses pada hari kamis, tanggal 06 Oktober 2016, pukul 09:15 WIB)
http://sarkomkar.blogspot.com/2009/02/jenis-jenis-layanan-bimbingan-dan.html. (diakses pada hari kamis, tanggal 06 Oktober 2016, pukul 09:25 WIB)