Jumat, 13 Januari 2017

Komunikasi Sebagai Ilmu (MK: Komunikasi Pembelajaran)



BAB I
KOMUNIKASI SEBAGAI ILMU
A.   PENGELOMPOKAN ILMU DAN PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI
1.   Pengelompokan Ilmu
Dalam undang-undang pokok tentang perguruan tinggi Nomor 22 Tahun 1961 dicantumkan penggolongan ilmu pengetahuan yang terdiri atas empat kelompok, yaitu : Ilmu agama/kerohanian, Ilmu kebudayaan, Ilmu social, Ilmu eksakta dan teknik.
2.   Perkembangan Ilmu Komunikasi

Ilmu komunikasi sifatnya interdisipliner dan multidisipliner. Ini disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu lainnya, terutama yang termasuk kedalam ilmu social/ilmu kemasyarakatan.


B.   PENGERTIAN DAN PROSES KOMUNIKASI

  1. Pengertian Komunikasi

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah : upaya sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asaa penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

  1. Proses komunikasi

a.    Prose komunikasi secara primer
Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol) sebagai media.
b.    Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.

  1. Komunikasi Massa

a.    Ciri-ciri komunikasi massa
1.    Komunikasi massa berlangsung satu arah
2.    Komunikator pada komunikasi massa melembaga
3.    Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
4.    Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
5.    KOmunikan komunikasi massa bersifat heterogen

  1. Fungsi komunikasi massa

·         Informasi, sosialisasi, Motivasi, Perdebatan dan diskusi, pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan, integrasi.
BAB II

SETRATEGI KOMUNIKASI

A.   FUNGSI SETRATEGI KOMUNIKASI

  1. Tujuan Sentral dalam Setrategi Komunikasi

R. Waene pace Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya. Techniques For Effective Comunication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegitan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu :
a.    To secure understanding,
b.    To establish acceptance,
c.    To motivate action.

2.   Korelasi Antar Komponen dalam Setrategi Komunikasi

a.    Mengenali sasaran komunikasi
b.    Pemilihan media komunikasi
c.    Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
d.    Peranan Komunikator dalam Komunikasi

B.   KAITAN SETRATEGI KOMUNIKASI DENGAN SISTEM KOMUNIKASI

1.   Sistem Komunikasi Secara Makro Vertikal

Dalam hubungannya dengan sistem komunikasi bila kita tinjau secar makro vertical, jelas bahwa di satu pihak sistem komunikasi itu dipengaruhi oleh sistem pemerintah; di lain pihak dipengaruhi oleh penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi komunikasi.

a.    Pengaruh Sistem Pemerintahan
b.    Pengaruh Televisi dan Radio
c.    Pengaruh Direct Broadcasting Satellite
d.    Pengaruh New Internasional Information Order

2.   Sistem Komunikasi Secara Makro Horizontal

Yang dimaksud dengan sistem komunikasi secara mikro horizontal di sini ialah komunikasi social antar insan dalam tingkat setatus social yang hampir sama dan terjadi dalam unit-unit yang relative kecil.

a.    Komunikasi di Daerah Perkotaan
b.    Komunikasi di Daerah Pedesaan






BAB III

KOMUNIKASI DAN RETORIKA

A.   RETORIKA SEBAGAI CIKAL BAKAL ILMU KOMUNIKASI

1.   Reorika dari Masa ke Masa

Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya. Modern Rhetoric, mendifinisikan retorika sebagai The art of using language effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif.

2.   Retorika Zaman Modern

Oliver Cromwell mengatakan bahwa dalam melaksanakan retorika :
a.    Harus mengulang hal-hal penting
b.    Harus menyusaikan diri dengan sikapa lawan
c.    Bila perlu tidak menyinggung persoalan
d.    Harus membiarkan orang-orang menarik kesimpulan sendiri
e.    Harus menunggu reaksi

3.   Retorika Ilmiah

Dan sesuai dengan perkembangan ilmu, retorika masa kini di kenal sebagai scientific rhetoric atau retorika ilmiah yang merupakan paduan antara ilmu komunikasi dan ilmu jiwa.

B.   RETORIKA DALAM KEPEMIMPINAN

1.   Faktor-faktor Ethos, Pathos, dan Logos

Ethos merupaka kredibilitas sumber (source credibility) tidak di sangsikan. lagi karena jelas perjuangannya untuk tanah air. Phatos menunjukan imbauan emosiaonal (emotion appeals). Logos mennjukan imbauan logis (logical appeals) yang diketengahkan dalam suatu pidato berdasarkan pemikiran yang mantap.

2.   Retorika dan kepemimpina

Kepemimpinan pancasila berdasarkan ajaran Ki hadjar Diwantara.
Ing Ngarso tulodo,Ing madya mangun karso,Tut wuri handayani.

C.   PIDATO DALAM PRAKTEK

1.   Persiapan pidato :
Pidato tanpa naskah, pidato dengan naskah,

2.   Sikap sebelum, sedang, dan sesudah pidato
 Sebelum menuju mimbar, cara bersikap di mimbar, saat meninggalkan mimbar.


BAB IV

KOMUNIKASI DAN PUBLISISTIK

A.   PUBLISISTIK DARI MASA KE MASA

1.   Pengertian Publisistik

Istilah publisisti sebagai terjemahan dari bahas jerman Publizistik dan bahasa belanda publicistiec yang memiliki derajat ilmu merupakan perkembangan dari ilmu persurat kabaran, dalam bahasa jermar zeitungswissenschaft dan dalam bahasa belanda dagbladwetenschap.

2.   Definisi Publisistik

Seorang ahli dari Indonesia yang tampaknya dipengaruhi oleh hagemann adalah Adinegoro. Ia mengetengahkan definisinya sebagai berikut:
“Publisistik ialah ilmu pernyataan antar manusia, yang umum lagi aktuil, dan bertugas menyelidiki secara ilmiah pengruh pernyataan itu dari mulanya ditimbulkan orang, sampai tersiar dalam pers, radia dan sebagainya serta akibatnya kepada sipenerima pernyataan-pernyataan itu.

B.   APAKAH PUBLISISTIK DAPAT DI PERTANGGUNG JAWABKAN SEBAGAI ILMU?

  1. Persyaratan Ilmu
Prof. Harsoyo dalam karyanya, apakah ilmu itu? Menegaskan bahwa ilmu itu bersifat: Rasional, Empiris, Umum, Akumulatif.
  1. Manusia dalam Masyarakat sebagai Objek Ilmu Publisistik
Objek ilmu publisistik adalah manusia, tetapi bukan manusi sebagai individu melainkan manusia dalam masyarakat. Ilmu publisistik mengajarkan bahwa setiap pernyataan kepada umum dengan media apapun – apakah cetak atau elektronik – menciptakan suatu hubungan rohaniah antara sipublisis dengan khalayak. Hubungan rohaniah itu merupakan suatu proses yang menurut Prof. Dr. Walter Hagemann yang namanya telah ditampilkan di muka terdiri atas tiga fase, yakni:
·         Peristiwa (das Ereignis)
·         Penerimanya (der Empfanger)
·         Daya pengaruhnya (die Wirkung).


BAB V
KOMUNIKASI DAN PEMBANGUNAN
A.   KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DI DUNIA KETIGA
1.   Komunikasi Pembanguna dan Komunikasi Penunjan Pembangunan
Komunikasi pembangunan itu membangkitkan suasana psikis dimana kegiatan ekonomi dan produktivitas terjadi. Komunikasi penunjang pembangunan istilah yang dikemukakan oleh Erskine Childers, adalah komunikasi yang dirancang secara khusus untuk mendukdung suatu progam pembangunan tertentu. Dari penjelasan itu tampak bahwa komunikasi pembangunan menunjuan kesemestaan yang lebih luas dari pada komunikasi penunjang pembangunan.
2.   Komunikasi Pembangunan di Indonesia
Ciri khas pembangunan di Indonesia penekanannya pada keselarasan antara aspek kemajuan lahiriah dan aaspek kepuasan batiniah, yang tidak terdapat pada pengertian pembanguna di Negara-negara lain.
3.   Pengaruh Teknologi Elektronik Terhadap Komunikasi Pembangunan
Revolusi elektronika atau sering juga disebut revolusi industri pada abad ke 20 ini, menurut pengamatan para ahli komunikasi menimbulkan “Revolusi meningkatnya Frustasi”.(revolution of rising frustrastion).
B.   KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DAN MODERNISASI
1.   Konsep Modernisasi
Konsep modernisasi dapat menunjukan jalan kearah terintegrasinya semua kelompok dalam masyarakat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan memberikan petunjuk nilai-nilai mana yang harus dipertahankan, mana yang harus dikembangkan, mana yang harus diubah.
2.   Modernisasi dan kelestarian Bangsa
Kelestarian bangsa memerlukan suatu konsep. Dalam hubungan ini tepat apabila konsep ketahanan Nasional dari ABRI dijadikan konsep kelestarian bangsa , setidaktidaknya dijadikan pola dengan mengambil unsur-unsur dari padanya. Tampaknya makna ketahanan nasional identic dengan makna kelestarian bangsa.



BAB VI
KOMUNIKASI DAN PENDIDIKAN
A.   PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI
1.   Proses Belajar Mengajar
Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka (face-to-face). Terjadilah komuikasi dua arah atau dialog dimana si pelajar menjadi komunikan dan komunikator, demikian pula sang pengajar.
2.   Apakah Penalaran itu
Shakespeare, tokoh pemikir dari ingggris, “Penelaran adalah mata inteklektual kita dan seperti hanya mata jasmaniah, untuk dapat melihat, mata intelektualtersebut memerlukan cahaya, lalu untuk dapat melihat jelas dan jauh, ia memerlukan cahaya Allah, penalaran yang kuat akan menimbulkan kegiatan yang hebat”.
B.    PERANAN TEKNOLOGI KOMUIKASI DALAM PENDIDIKAN
1.   Upaya Menjembati Kesenjangan
Marsahall McLuhan yang mengatakan dalam karyanya, “Marshall McLuhan Message the Medium”, bahwa Negara-negara yang terbelakang mempunyai keuntungan. Negara ini, katanya, dapat melakukan lompatan, katakanlah dari abad ke-10 sebelum masehi ke abad ke-20 tanpa proses yang penuh rintangan.
2.   Teknologi Komunikasi dan Pendidikan Pascaliterer
Pemerintah Republik Indonesia Mencanangkan pentingnya pendidikan, tidak hanya pendidikan formal disekolah-sekolah, tetapi juga pendidikan tak formal dalam keluarga. Oleh karena itu, Kegiatan pendidikan perlu dilakuan secara holistic yang meliputi tiga dimensi pendidikan, yakni:
a.    Pendidikan Praliterer
b.    Pendidikan Literer
c.    Pendidikan Pascaliterer





BAB VII
KOMUNIKASI DAN ORGANISASI
A.   HUBUNGAN KOMUNIKASI DENGAN PERILAKU ORGANISASI
1.   Ihwal Organisasi
Ever M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya, communication in Organization. Memandang organisasi sebagai suatu setruktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan interaksi di antara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti.
2.   Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasional
a.    Peranan Antarpersona (Interpersonal Roles)
b.    Peranan informasional Informational Roles)
c.    Peranan Memutuskan (Decisional Roles)
B.   DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN ORGANISASI
1. Komunikasi Internal
a.  Dimensi Komunikasi Internal
1.    Komunikasi Vertikal
2.    Komunikasi Horizontal
b.  Jenis Komunikasi Intternal
1.    Komunikasi Persona (Personal Communication)
2.    Komunikasi Kelompok (Group Communication)
2. Komunikasi Eksternal
a.    Komunikasi dari Organisasi kepada Khalayak
b.    Komunikasi dari Khalayk kepada Organisasi




BAB VIII
KOMUNIKASI DAN HUBUNGAN MASYARAKAT
A.   HUBUNGAN MASYARAKAT SEBAGAI OBJEK STUDI ILMU KOMUNIKASI
1. Pengertian Hubungan Masyarakat
a.    Hubungan Masyarakat sebagai Technique of Communication
b.    Hubungan masyarakat sebagai State of Being
  1. Definisi Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari budi yang di jalankan secara berkesinambungan dan berencana dengan mana organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum berusaha memperoleh dan membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya tatau yang mungkin ada sangkut pautnya dengan menilai pendapat umum diantara mereka dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan keterlaksanaan mereka guna mencapai kerja sama yang lebih produktif dan untuk melaksanakan kepentingan bersama yang lebih efisien dengan, melancarkan informasi yang berencana dan tersebar luas.
B.   HUBUNGAN MASYARAKAT SEBAGAI FUNGSI MANAJEMEN
  1. Hubungan ke Dalam
Sasaran hubungan masyarakat adalah sasaran komunikasi manajemen. Dalam mencapai tujuan manajemen secara efektif, manusia-manusia yang menjadi sasaran hubungan masyarakat dibagi menjadi dua kelompok besar disebut khalayak dalam dan khalayak luar.
  1. Hubungan keluar
Hubungan dengan masyarakat sekitar, Hubungan dengan jawatan pemerintah, Hubungan dengan pers.
C.   HUBUNGAN MASYARAKAT DAN HUBUNGAN MANUSIAWI
  1. Pengertian Hubungan Manusiawi
a.  Hubungan Manusiawi dalam Arti Luas
b.  Hubungan Manusiawi Dalam Arti Sempit
  1. Teknik Hubungan Manusiawi
Konseling langsung dan Konseling tidak langsung



BAB IX
KOMUNIKASI DAN JURNALISTIK
A.   PERS SEBAGAI SARANA KEGIATAN JURNALISTIK
  1. Pengertian dan Ciri-ciri Pers
Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawia berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publication). Dalam perkembangannya Pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam arti luas dan pers dalam arti sempit. Pers dalam arti luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektonik. Sedangkan pers dalam arti sempit terbatas pada media massa cetak.
Ciri-ciri tersebut dipenuhi, baik oleh media massa cetak, surat kabar, majalah maupun oleh media massa elektronik radio televise.
  1. Fungsi Pers
a.    Menyiarkan Informasi,
b.     Mendidik,
c.     Menghibur,
d.    Mempengaruhi.
B.    JURNALISTIK SEBAGAI OBJEK STUDI ILMU KOMUNIKASI
  1. Pengertian Jurnalistik
Jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat.
  1. Proses Jurnalistik Sebagai Proses Komunikasi
a.    Siapa Komunikasi Jurnalistik ?
b.    Ciri-ciri Sifat Media Yang Dipergunakan
c.    Pesan Menyangkut Kebutuhan KOmunikasi
d.    Efek Sesuai Dengan Tujuan
e.    Yang Harus Dilakukan Oleh Wartawan Sebagai Komunikator




         
BAB X
KOMUNIKASI DAN PERANG URAT SARAF
A.   PERANG URAT SARAF SEBAGAI METODE KOMUNIKASI
  1. Pengertian Perang Urat Saraf
Perang Urat Saraf Dalam Arti sempit adalah penggunaan propaganda terhadap musuh beserta tindakan-tindakan operasional lainnya yang bersifat militer, ekonomis, atau politis sbagaimana disyaratkan untuk melengkapi propaganda.
Perang Urat Saraf Dalam Ari Luas Adalah penerapan bagian-bagian dari ilmu psikologi guna melanjutkan kegiatan-kegiatan politik, ekonomi, atau militer.
  1. Propaganda Sebagai Unsur Kegiatan Perang Urat Saraf
a.  White Propaganda (propaganda putih)
b.  Black Propaganda (propaganda hitam)
c.  Gray Propaganda (propaganda kelabu)
B.   SETRATEGI DAN OPERASI PERANG URAT SARAF
  1. Setrategi Perang Urat Saraf
Penyusuna perang urat saraf seyogyanya didasari pemikiran secara holistik dalam arti kata terkolerasikannya komponen yang satu dengan yang lainya, factor yang satu dengan factor lainnya sehingga keseluruhannya merupakan kesatuan terpadu.
a.  Siapa yang akan dijadikan sasaran ?
b.  Media apa yang akan dipergunakan ?
c.  Pesan apa yang akan disebarkan ?
d.  Apa yang menjadi tujuan dan efek apa yang diharapkan ?
e.  Apa yang harus dilakukan oleh komunikator perang urat saraf
  1. Operasi Perang Urat Saraf
a.  Operasi Intelijen
b.  Operasi mempengaruhi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar